Friday, 7 February 2014

Salawat dulang




Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Salawat dulang, juga disebut salawek talam atau salawat talam dalam dialek-dialek bahasa Minangkabau, merupakan sastra lisan Minangkabau yang bertema Islam. Sastra lisan ini berupa pertunjukkan dua orang membacakan hafalan teks diiringi tabuhan dulang, nampan kuningan berdiameter 65 cm. Salawat dulang tersebar luas di ranah Minangkabau dan kadang hanya disebut salawek atau salawat dalam percakapan sehari-hari.[1]
Dalam pertunjukkan tersebut, dua pendendang duduk bersisian dan menabuh dulang bersamaan. Keduanya dapat berdendang bersamaan atau saling menyambung larik dalam syair.[1] Pendendang umumnya laki-laki. Namun demikian, kini terdapat pula pendendang-pendendang perempuan meskipun belum begitu berterima di masyarakat Minangkabau sendiri.[2]
Penampilan salawat dulang berupa tanya jawab, saling serang, dan saling mempertahankan diri sehingga pendendang kadang dijuluki menurut nama-nama senjata, seperti "peluru kendali" dan "gas beracun" dan hanya bisa dilaksanakan bila pendendang berjumlah setidaknya dua orang.[1] Pembacaan hafalan teks berdurasi antara 25 hingga 40 menit, biasanya berisi tafsiran dari ayat al-Quran atau Hadits yang telah ditulis sebelumnya. Sesi pembacaan satu teks ini disebut salabuahan (disebut juga satanggak atau satunggak).[2]
Pertunjukkan salawat dulang dipertunjukkan pada hari-hari besar umat muslim seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, dan Idul Adha atau pada upacara bernuansa agama seperti ketika menaiki rumah baru dan khatam al-Quran. Tempat penyelenggaraan salawat dulang biasanya merupakan tempat yang dipandang terhormat menurut nilai masyarakat Minangkabau, seperti surau atau masjid, atau tempat untuk tamu yang dihormati bila diadakan di rumah penduduk (terletak di bagian kiri dari pintu masuk utama).[2]

ENGLISH :
salawat dulangIndonesian From Wikipedia , the free encyclopediaSalawat tray , also called salawat salawek tray or platter in the Minangkabau language dialects , is themed Minangkabau oral literature of Islam . This form of oral literature shows two men recited memorized text accompanied by the beat tray , brass tray diameter 65 cm . Salawat dulang widespread in the realm of Minangkabau and sometimes just called salawek or salawat in everyday speech . [ 1 ]In the play , the two sat side by side and beating pendendang the same tray . Both can sing together or interlocking array in the poem . [ 1 ] Pendendang generally men . However, now there are also pendendang - pendendang women although not so acceptable in Minangkabau society itself . [ 2 ]Appearance salawat dulang form of question and answer , attack each other and defend each other so pendendang sometimes referred to by the names of weapons , such as " missiles " and " poisonous gas " and can only be carried out when pendendang totaling at least two people . [ 1 ] Readings rote text lasted between 25 to 40 minutes , usually containing interpretation of the Koran or the Hadith that has been written before. Session one reading this text called salabuahan (also called satanggak or satunggak ) . [ 2 ]Salawat dulang Shows performed in the days of great Muslims as the Prophet's Birthday , Eid ul- Fitr , and Eid al-Adha , or the shades of religious ceremonies such as when a new home and seal up the Koran. The venue of the salawat dulang usually considered a respectable place in Minangkabau society values ​​, such as surau or mosque , or place for honored guests when held in people's houses ( located on the left of the main entrance ) .

http://id.wikipedia.org/wiki/Salawat_dulang

1 comment:

  1. Semoga blog ini bermanfaat bagi kita semua...Amin :)

    ReplyDelete